Pada
pertengahan bulan Mei 2013, saya dan sahabat saya berencana untuk
melakukan pendakian gunung yang berada di Semarang, yaitu Gunung
Ungaran. Namun akibat kelalaian, kami pun tidak melihat dan membaca
sebuah penunjuk arah yang tertera di Base Camp, dan alhasil kami pun
melewati jalur yang salah. Setelah melakukan pendakian di jalur yang
salah, di Jalur yang salah ini pada mulanya memang mempunyai track yang
cukup enak dan nyaman, tidak terlalu terjal dan tidak berdebu, namun di
pertengahan jalan track pun berubah menjadi janggal, yaitu dengan adanya
sarang laba-laba di tempat lewatnya track tersebut, secara logika itu
kurang masuk akal, karena, bagaimana bisa ada sarang laba-laba yang
membentang di tengah jalur pendakian. Seharusnya hal tersebut tidak ada,
karena banyak pendaki yang seharusnya aktif melewati jalur tersebut.
Mulai dari sini lah perjalanan kami terasa berat, jalur mulai sudah
tidak tampak dan pada pertengahan jalur cukup terjal dan gembur,
sehingga sulit untuk didaki. Kami berusaha untuk menghubungi Base Camp
dan apadaya, sinyal pun hanya kecil yang kami dapatkan dan pihak dari
basecamp pun tidak paham dengan posisi di mana kami berada. Perjalanan
mulai sulit dan terjal, waktu itu sudah menunjukan pukul 21:00, dan kami
msih melakukan perjalanan untuk mencari tempat peristirahatan yang
luas, agar tenda yang kami bawa bisa didirikan di tempat tersebut, dan
karena pengalaman itu, kali ini saya akan membahas tentang Survival di
alam luar (Out door):
Ada beberapa hal yang menyebabkan seseorang gagal dalam bersurvival antara lain :
Rasa kesunyian
Rasa putus asa atau perasaan sudah tidak ada harapan lagi.
Rasa jemu terhadap lingkungan/ situasi
Kebutuhan jasmani, seperti rasa lapar, haus dan lain-lain. Yang dapat menipu diri sendiri, sehingga mental menjadi lemah.
Sikap Mental
Sikap Mental yang dimaksud tercermin seperti dalam buku “Komando Para” ialah:
S : Sadarilah sungguh- sungguh situasimu
U : Untung malang tergantung ketenangan
R : Rasa takut dan panik harus kau kuasai
V : Vakum/kosong, isilah dengan segera
I : Ingatlah dimana kau berada
V : Viva/hidup, hargailah dia
A : Adat istiadat setempat patut ditiru
L : Latihlah dirimu dan belajarlah selalu
Selanjutnya perlu patokan untuk bertindak yang mengikuti hal-hal sebagai berikut :
S : Sit/duduk, hentikan langah anda jika anda ragu-ragu
T : Thinking/ berpikir, mulailah untuk berpikir dengan tenang
O : Observasi/ penelitian,pengamatan pada lingkungan sekitar
P : Planning/ rencana, mulai membuat rencana selanjutnya
Lima faktor utama dalam survival di alam bebas :
1.Pengetahuan tali temali (pionering)
2.Memenfaatkan peralatan yang dibawa dan yang ada di alam
3.Pengetahuan peta dan kompas
4.Menguasai tanda-tanda alam
5.Pertolongan Pertama
Penguasaan
kemampuan untuk mempertahankan kelangsungan hidup sangatlah penting
jika pada saat mengadakan petualangan di alam bebas terjadi keadaan
darurat. Dari beberapa macam faktor yang memberikan semangat juang dalam
mengatasi berbagai kesulitan yang muncul, faktor yang menjadi pegangan
utama dalam menghadapi situasi krisis – antara mati dan hidup – adalah
semangat dan tekad yang tinggi untuk hidup, sikap yang tenang dan
menggunakan akal untuk menganalisis keadaan. Beberapa faktor lain yang
perlu di ketahui, adalah :
A. Bahaya di hutan
Ancaman
besar dalam keadaan survival adalah menghadapi kemerosotan mental.
Bahaya yang lain antara lain menghadapi penyakit akibat bakteri dan
parasit, menghadapi bahaya dari semua jenis kehidupan binatang dan
menghadapi tumbuhan yang beracun.
B. Perjalanan di hutan
Beberapa
lintasan jalan di hutan dari satu lembah ke lembah lain atau melewati
punggung bukit dan gunung dapat berupa jalan bekas binatang, jalan orang
mencari kayu atau jalan pemburu binatang. Untuk melakukan perjalanan
menerobos hutan di perlakukan kemampuan mengenal jalan binatang malam,
penengalan sifat-sifat medan, dan tipe hutan tropik, pengenalan
ciri-ciri daerah yag sering di rambah penduduk, serta pengenalan
hubungan antara jenis pohon dengan kondisi tanah.
C.Tempat perlindungan
Persyaratan
minimal memilih lokasi untuk tempat berlindung (tempat bermalam) adalah
adanya perlindungan alam terhadap cuaca dan kehidupan binatang. Tempat
perlindungan yang digunakan dapat dibuat dari peralatan yang di bawa dan
bahan-bahan sekitar atau menggunakan yang sudah tersedia di alam misal
gua, cerukan batu atau pohon tumbang atau biasa kita sebut dengan BIVAK,
Bivak yaitu tempat berlindung atau berteduh untuk sementara atau dalam
keadaan darurat.
Membuat
bivak bertujuan untuk melindungi diri dari faktor-faktor alam seperti
hujan, panas dan dingin. Bivak kata lainnya adalah tenda darurat yang di
buat seminim mungkin dan bisa menggunakan ponco(mantrol, pohon beserta
daun-daun yang telah tumbang, ranting-ranting dan kayu yang kering. Yang
perlu diperhatikan dalam membuat bivak adalah :
-Jangan mendirikan bivak di puncak bukit
-Jika pada lereng, sebaiknya bivak di dirikan tegak lurus dengan lereng
-Jangan mendirikan bivak di bekas aliran sungai yang kering
-Jangan ditempatkan yang becek/banjir ( jalan air di waktu hujan)
-Hindari tempat yang berangin keras/kencang
-Usahakan dekat dengan sumber air dan tumbuh-tumbuhan yang bisa di makan
-Usahakan tidak mendirikan bivak di semak-semak, jika terpaksa, maka dibersihkan terlebih dahulu.
-Disarankan jangan mendirikan bivak di bawah pohon besar dan melawan arah angin.
D. Membuat api
Dari
berbagai macam cara menyalakan api (selain dengan korek api), seseorang
yang senang bertualang di hutan perlu menguasai satu cara sampai mahir
pembuatan bunga api. Adanya api pada malam hari di tempat perlindungan
akan memberikan ketenangan moril dan mencegah gangguan binatang buas.
Selain
itu asapnya juga mengusir semua jenis serangga. Api juga di pergunakan
untuk memasak makanan agar lebih aman dan lebih membangkitkan selera.
Banyak cara yang sangat sederhana tapi efektif untuk memasak makanan
berupa tumbuhan atau binatang hutan.
E. Mencari air
Mencari
air di hutan hujan tropis bukanlah masalah yang sulit. Yang perlu
diketahui dengan baik adalah cara mencari tempat atau tumbuh-tumbuhhan
yang mengandung air dan cara memurnikan atau mensterilkan air. Air
sebagai kebutuhan pokok utama yang diperoleh dari sumber manapun,
setelah di murnikan atau disterilkan harus dimasak untuk menghindarkan
diri dari gangguan pencernaan akibat adanya kuman-kuman atau
bakteri-bakteri penyakit perut. Air dapat dibedakan , antara air yang
perlu dimurnikan dan yang langsung dapat diminum.
Jenis air yang dapat langsung diminum :
-Berasal dari mata air (sengai kecil)
-Air sumur
-Tampungan air hujan
-Air dalam tanaman ( tanaman rambat, air buah kelapa)
-Jenis air yang harus dimurnikan terlebih dahulu :
-Air yang tergenang
-Air sungai besar
-Air yang didapatkan dengan menggali pasir
Berikut beberapa cara untuk mendapatkan air :
Pada Tanaman
1. Tanaman yang berbatang lunak, seperti batang randu muda keluar airnya bila bagian atas dipotong
2. Tanaman menjalar, seperti rotan muda dengan cara memotongnya
3. Pohon bambu yang masih muda
4. Pelepah enau dan nipah
5. Bunga kantung semar
6. Pohon pisang
1. Menggali bekas aliran sungai
2. Lumut diperas
3. Tumbuhan basah lainnya
4. Mengumpulkan embun
5. Menampung air hujan dengan plastic atau ponco
6.
Menggali lubang yang kemudian ditimbun dengan daun-daunan yang masih
basah dan dibawahnya di letakkan plastic yang bersih, usahakan jangan
terkena sinar matahari secara langsung.
Sepanjang pantai
Galilah pasir ditempat yang keliahatan lembab. Dan ingat, kita tidak menemukan air tawar tetapi dapat disaring dengan pasir.
F. Mencari makanan
Makanan
merupakan kebutuhan pokok yang kedua setelah air. Banyak makanan (
buah-buahan, daun-daunan, akar dan berbagai jenis binatang) yang dengan
mudah dapat diperoleh di hutan hujan tropik . Yang penting adalah
mengetahui bagaimana caranya memperoleh dan mengolah makanan itu, agar
dapat tetap bertahan hidup di hutan dan terhindar dari berbagai macam
buah atau tumbuhan yang berbahaya.
Ragam dan jenis tumbuhan yang dapat dimanfaatkan bisa diidentifikasikan sbb :
1)bagi tumbuhan yang dikenal atau lazim dimakan dapat dimanfaatkan langsung. Misal umbi, daun atau buahnya
2)bagi
tumbuhan yang tidak dikenal, salah satu tandanya adalah dengan melihat
apakah pada tumbuhan tersebut ada bekas gigitan binatang. Bila ada,
tumbuhan tersebut dapat dimanfaatkan.
3)Bila
masih ragu, untuk mengetahui tumbuhan itu beracun atau tidak, maka
dapat dicoba dengan menggoreskan pada tangan atau anggota badan yang
sensitif. Bila gatal dan menyengat, jangan dimakan!
4)Untuk
tumbuhan yang memiliki rasa pahit, asam, untuk mencobanya kita jilat
dengan ujung lidah. Jika rasanya seperti itu ditinggalkan
5)Tumbuhan yang daunnya tidak beraturan atau membentuk segmen, seperti daun karet, sebaiknya dihindari.
6)Khusus untuk jamur, bila tidak paham betul, hindarilah makan jamur sembarangan
G.Tips untuk menghindari tumbuhan beracun
menghindari tumbuhan yang berwarna mencolok
tumbuhan yang bergetah putih susu, kemerahan atau kehitaman dan seringkali membuat gatal
daun dan batang tumbuhan yang berbulu juga perlu dihindari
tumbuhan beracun bila dicicipi akan menimbulkan rasa panas dan pahit
jangan memakan satu jenis tumbuhan terlalu banyak
Selain tumbuhan, hewan juga dapat dimanfaatkan. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dari hewan :
1)hewan buas dan mengandung bisa, misal : macan, singa, ular, kalajengking, tawon, dll
2)hewan yang bisa menimbulkan alergi
3)hewan yang berbau khas dan menyengat. Misal : celurut, sigung
H. Membaca jejak
Seringkali
bila berada di dalam hutan mengalami kesulitan untuk menentukan arah
sehingga “merasa” tersesat. Salah satu cara untuk menghadapi situasi
semacam itu adalah menguasai cara membaca jejak. Kemahiran membaca jejak
binatang juga bermanfaat untuk mengetahui ke arah mana binatang itu
berjalan, berapa jumlahnya dan kemungkinan adanya jenis tumbuhan atau
buah-buahan tertentu yang menjadi makanan binatang itu. Selain
dipengaruhi oleh faktor kemampuan diri sendiri, keberhasilan membaca
jejak juga dipengaruhi oleh keadaan jejak itu sendiri dan kondisi medan
yang di hadapi.
Itulah beberapa tips jika terjadi
sesuatu yang tidak diinginkan di alam luar. Semoga Ilmu yang didapatkan
bisa berguna dan bermanfaat. - Angga Visca
Selain itu asapnya juga mengusir semua jenis serangga. Api juga di pergunakan untuk memasak makanan agar lebih aman dan lebih membangkitkan selera. Banyak cara yang sangat sederhana tapi efektif untuk memasak makanan berupa tumbuhan atau binatang hutan.
Itulah beberapa tips jika terjadi sesuatu yang tidak diinginkan di alam luar. Semoga Ilmu yang didapatkan bisa berguna dan bermanfaat. - Angga Visca